简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Dilakukannya aksi pengetatan moneter sejumlah bank sentral global, dengan the Fed mempercepat program tapering, BOE menaikkan suku bunga acuannya, dan ECB bertambah hawkish.
Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
Dilakukannya aksi pengetatan moneter sejumlah bank sentral global, dengan the Fed mempercepat program tapering, BOE menaikkan suku bunga acuannya, dan ECB bertambah hawkish.
Untuk minggu depan, pasar akan mencermati arah dan dampak dari hasil pertemuan ketiga bank sentral global yang memperketat kebijakan moneternya.
Pasar akan terus memonitor perkembangan kasus Covid dengan varian Omicron yang memunculkan restriksi baru di Korea, Australia dan Jepang, sementara di Eropa memperketat perbatasannya.
Untuk korban virus, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 273.9 juta orang terinfeksi di dunia dan 5.36 juta orang meninggal, dan menyebar ke 220 negara dan teritori.
Pasar saham dunia terpantau melemah, harga emas rebound, dan US dollar kembali menguat.
Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona dan prospek pemulihan ekonomi dunia akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 20-24 December 2021.
===
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan menguat di antara semakin kuatnya ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed serta sentimen risk-off karena penyebaran varian Omicron yang menimbulkan pengetatan di Eropa, di mana indeks dolar AS secara mingguan berakhir naik ke 96.67. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun ke 1.1236. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1570 dan kemudian 1.1616, sementara support pada 1.1185 dan 1.1100.
Pound sterling minggu lalu terlihat melemah terbatas ke level 1.3236 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3513 dan kemudian 1.3698, sedangkan support pada 1.3160 dan 1.3134. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik ke level 113.70. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 115.52 dan 115.92, serta support pada 112.53 serta level 111.51. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7123. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7236 dan 0.7371, sementara support level di 0.6993 dan 0.6921.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum variatif sembari mencermati kebijakan pengetatan moneter sejumlah bank sentral global namun Jepang masih pertahankan kebijakan sangat longgarnya. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 28,545. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 29,333 dan 29,960, sementara support pada level 27,594 dan 27,293. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 23,193. Minggu ini akan berada antara level resistance di 25,747 dan 26,560, sementara support di 23,155 dan 23,124.
Bursa saham Wall Street minggu lalu berakhir melemah di antara tren kebijakan pengetatan moneter dan concern investor atas memanjangnya pandemi. Dow Jones secara mingguan melemah ke level 35,365, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 36,317 dan 36,416, sementara support di level 34,007 dan 33,785. Index S&P 500 minggu lalu turun dari rekornya ke level di 4,632.0, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,728 dan 4,744, sementara support pada level 4,495 dan 4,445.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau bangkit menguat sebagai safe haven asset oleh berlanjutnya penyebaran virus varian Omicron dan melajunya inflasi, sehingga harga emas spot secara mingguan menguat ke level $1,798.16 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1877 dan berikut $1903, serta support pada $1758 dan $1745.
Alfred Pakasi/VBN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS bergerak melemah pada Jumat (17/12) pagi di sesi Asia, tetap berada di bawah tekanan karena investor mencerna kenaikan suku bunga yang mengejutkan dari Bank of England (BOE), dan European Central Bank (ECB) mengambil sikap yang lebih hawkish.
COVID-19 kembali menjadi agenda utama bagi investor di tengah kekhawatiran bahwa varian baru Omicron dapat menghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi hampir dua tahun. Strain baru tersebut juga bisa menimbulkan keraguan tentang seberapa cepat Federal Reserve dapat bergerak untuk melepaskan stimulus untuk mengatasi lonjakan inflasi.
Dolar AS naik pada awal perdagangan Selasa (26/10) pagi di Asia, menuju ke level tertinggi yang dicapai semalam selama sesi perdagangan AS. Penguatan dolar AS terjadi usai laporan di China menunjukkan bahwa pemerintah kemungkinan mengalihkan fokusnya dari regulasi yang lebih ketat di sektor-sektor yang menjadi perhatiannya dan ke arah sektor yang menopang pertumbuhan. Dengan kurva imbal hasil Treasury AS semakin curam dan obligasi dengan jatuh tempo yang lebih pendek naik, dolar AS pun beranjak naik. Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,09% ke 93,898 pukul 10.11 WIB menurut data Investing.com. Pasangan USD/JPY naik 0,22% di 113,94. Yen telah menguat terhadap USD selama beberapa hari terakhir setelah mencapai angka 114 minggu lalu. Indeks Harga Produsen Jepang untuk bulan September naik sebesar 0,9% tahun ke tahun dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 1% dan kenaikan serupa di bulan Agustus. Di Korea Selatan, pasangan USD/KRW turun
Pasar dikuasai oleh sentimen risk-off oleh concern akan berlakunya tapering dan perlambatan ekonomi global akibat penyebaran virus varian Delta. Pada pertengahan minggu mendatang pasar akan mencermati laporan pertemuan FOMC the Fed dan kemudian pidato Powell pada Jumat untuk mendapatkan arahan kebijakan moneter ke depannya.