简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Dolar AS naik pada awal perdagangan Selasa (26/10) pagi di Asia, menuju ke level tertinggi yang dicapai semalam selama sesi perdagangan AS. Penguatan dolar AS terjadi usai laporan di China menunjukkan bahwa pemerintah kemungkinan mengalihkan fokusnya dari regulasi yang lebih ketat di sektor-sektor yang menjadi perhatiannya dan ke arah sektor yang menopang pertumbuhan. Dengan kurva imbal hasil Treasury AS semakin curam dan obligasi dengan jatuh tempo yang lebih pendek naik, dolar AS pun beranjak naik. Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,09% ke 93,898 pukul 10.11 WIB menurut data Investing.com. Pasangan USD/JPY naik 0,22% di 113,94. Yen telah menguat terhadap USD selama beberapa hari terakhir setelah mencapai angka 114 minggu lalu. Indeks Harga Produsen Jepang untuk bulan September naik sebesar 0,9% tahun ke tahun dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 1% dan kenaikan serupa di bulan Agustus. Di Korea Selatan, pasangan USD/KRW turun
Dolar AS naik pada awal perdagangan Selasa (26/10) pagi di Asia, menuju ke level tertinggi yang dicapai semalam selama sesi perdagangan AS.
Penguatan dolar AS terjadi usai laporan di China menunjukkan bahwa pemerintah kemungkinan mengalihkan fokusnya dari regulasi yang lebih ketat di sektor-sektor yang menjadi perhatiannya dan ke arah sektor yang menopang pertumbuhan.
Dengan kurva imbal hasil Treasury AS semakin curam dan obligasi dengan jatuh tempo yang lebih pendek naik, dolar AS pun beranjak naik. Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,09% ke 93,898 pukul 10.11 WIB menurut data Investing.com.
Pasangan USD/JPY naik 0,22% di 113,94. Yen telah menguat terhadap USD selama beberapa hari terakhir setelah mencapai angka 114 minggu lalu. Indeks Harga Produsen Jepang untuk bulan September naik sebesar 0,9% tahun ke tahun dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 1% dan kenaikan serupa di bulan Agustus.
Di Korea Selatan, pasangan USD/KRW turun 0,18% di 1.165,90 usai catatan pertumbuhan melambat. Data Bank of Korea menunjukkan PDB negara itu naik 0,3% selama kuartal III tahun ini, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan yang diharapkan, menurut survei Reuters, adalah sebesar 0,6%.
Pasangan AUD/USD naik 0,15% di 0,7502 sedangkan NZD/USD naik 0,10% di 0,7168. Di Australia, indeks mingguan Keyakinan Konsumen ANZ-Roy Morgan Australia turun menjadi 106,8, dari 107.
Rupiah sedikit melemah 0,09% di 14.167,5 per dolar AS hingga pukul 10.05 WIB. Pasangan USD/CNY turun tipis 0,03% di 6,3839 pukul 10.17 WIB.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terus menguat 0,17% di 1,638 sampai pukul 10.18 WIB.
Kekhawatiran meningkat di China bahwa kekurangan listrik dapat menyebabkan penghentian produksi dan kekurangan produk di rantai pasokan, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan.
Kantor Berita Xinhua melaporkan garis besar strategi pemerintah untuk menghadapi 10 tantangan paling mendesak bagi perekonomian negara. Laporan tersebut memberikan petunjuk tentang arah kebijakan yang dapat diambil oleh para pemimpin negara itu selama serangkaian pertemuan dalam beberapa minggu ke depan, termasuk sesi pleno Komite Sentral ke-19 bulan depan dan Konferensi Kerja Ekonomi Pusat.
Menurut Xinhua, prioritas baru kemungkinan akan meningkatkan konsumsi swasta dan investasi, setelah pertumbuhan melambat menjadi 4,9% selama kuartal III tahun ini.
“Konsumsi dan investasi adalah 'dua mesin' untuk mencapai permintaan domestik yang lebih besar,” ungkap Xinhua seperti dikutip South China Morning Post.
Pasangan GBP/USD turun 0,04% di 1,3763 pukul 10.19 WIB.
Gina Lee
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS bergerak melemah pada Jumat (17/12) pagi di sesi Asia, tetap berada di bawah tekanan karena investor mencerna kenaikan suku bunga yang mengejutkan dari Bank of England (BOE), dan European Central Bank (ECB) mengambil sikap yang lebih hawkish.
Dilakukannya aksi pengetatan moneter sejumlah bank sentral global, dengan the Fed mempercepat program tapering, BOE menaikkan suku bunga acuannya, dan ECB bertambah hawkish.
COVID-19 kembali menjadi agenda utama bagi investor di tengah kekhawatiran bahwa varian baru Omicron dapat menghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi hampir dua tahun. Strain baru tersebut juga bisa menimbulkan keraguan tentang seberapa cepat Federal Reserve dapat bergerak untuk melepaskan stimulus untuk mengatasi lonjakan inflasi.
Pasar dikuasai oleh sentimen risk-off oleh concern akan berlakunya tapering dan perlambatan ekonomi global akibat penyebaran virus varian Delta. Pada pertengahan minggu mendatang pasar akan mencermati laporan pertemuan FOMC the Fed dan kemudian pidato Powell pada Jumat untuk mendapatkan arahan kebijakan moneter ke depannya.