简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Pasar dikuasai oleh sentimen risk-off oleh concern akan berlakunya tapering dan perlambatan ekonomi global akibat penyebaran virus varian Delta. Pada pertengahan minggu mendatang pasar akan mencermati laporan pertemuan FOMC the Fed dan kemudian pidato Powell pada Jumat untuk mendapatkan arahan kebijakan moneter ke depannya.
Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
Pasar dikuasai oleh sentimen risk-off oleh concern akan berlakunya tapering dan perlambatan ekonomi global akibat penyebaran virus varian Delta.
Pada pertengahan minggu mendatang pasar akan mencermati laporan pertemuan FOMC the Fed dan kemudian pidato Powell pada Jumat untuk mendapatkan arahan kebijakan moneter ke depannya.
Untuk korban virus, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 228.3 juta orang terinfeksi di dunia dan 4.69 juta orang meninggal, dan menyebar ke 220 negara dan teritori.
Pasar saham dunia terpantau bias melemah, harga emas menurun, dan US dollar lanjut menguat.
Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona dan prospek pemulihan ekonomi dunia akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini?
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan menguat di minggu keduanya sebagai safe haven dan oleh melejitnya penjualan retail AS yang kembali menaikkan ekspektasi tapering the Fed dalam waktu dekat, di mana indeks dolar AS secara mingguan berakhir menguat ke 93.24. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun ke 1.1725. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1909 dan kemudian 1.1975, sementara support pada 1.1663 dan 1.1602.
Pound sterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3729 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3892 dan kemudian 1.3982, sedangkan support pada 1.3679 dan 1.3451. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik tipis ke level 109.97. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.80 dan 111.14, serta support pada 108.72 serta level 108.41. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7262. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7601 dan 0.7724, sementara support level di 0.7222 dan 0.7106.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed dengan Nikkei melaju tinggi namun sektor property menekan tajam bursa China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat tajam ke level 30,500. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 30,622 dan 30,795, sementara support pada level 29,469 dan 27,481. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir turun ke level 24,921. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26,878 dan 27,228, sementara support di 24,581 dan 24,232.
Bursa saham Wall Street minggu lalu berakhir bias melemah oleh kekhawatiran atas naiknya kasus virus Covid di AS sementara menantikan pertemuan the Fed minggu mendatang. Dow Jones secara mingguan menguat ke level 34,585.89, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 35,510 dan 35,631, sementara support di level 34,556 dan 33,981. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 4,420.7, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,530 dan 4,551, sementara support pada level 4,352 dan 4,232.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah di minggu keduanya oleh melajunya dollar dan investor akan mencermati pertemuan the Fed, sehingga harga emas spot secara mingguan melemah ke level $1,754.95 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1808 dan berikut $1834, serta support pada $1717 dan $1677.
Sumber VBN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS bergerak melemah pada Jumat (17/12) pagi di sesi Asia, tetap berada di bawah tekanan karena investor mencerna kenaikan suku bunga yang mengejutkan dari Bank of England (BOE), dan European Central Bank (ECB) mengambil sikap yang lebih hawkish.
Dilakukannya aksi pengetatan moneter sejumlah bank sentral global, dengan the Fed mempercepat program tapering, BOE menaikkan suku bunga acuannya, dan ECB bertambah hawkish.
COVID-19 kembali menjadi agenda utama bagi investor di tengah kekhawatiran bahwa varian baru Omicron dapat menghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi hampir dua tahun. Strain baru tersebut juga bisa menimbulkan keraguan tentang seberapa cepat Federal Reserve dapat bergerak untuk melepaskan stimulus untuk mengatasi lonjakan inflasi.
Dolar AS naik pada awal perdagangan Selasa (26/10) pagi di Asia, menuju ke level tertinggi yang dicapai semalam selama sesi perdagangan AS. Penguatan dolar AS terjadi usai laporan di China menunjukkan bahwa pemerintah kemungkinan mengalihkan fokusnya dari regulasi yang lebih ketat di sektor-sektor yang menjadi perhatiannya dan ke arah sektor yang menopang pertumbuhan. Dengan kurva imbal hasil Treasury AS semakin curam dan obligasi dengan jatuh tempo yang lebih pendek naik, dolar AS pun beranjak naik. Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya naik tipis 0,09% ke 93,898 pukul 10.11 WIB menurut data Investing.com. Pasangan USD/JPY naik 0,22% di 113,94. Yen telah menguat terhadap USD selama beberapa hari terakhir setelah mencapai angka 114 minggu lalu. Indeks Harga Produsen Jepang untuk bulan September naik sebesar 0,9% tahun ke tahun dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 1% dan kenaikan serupa di bulan Agustus. Di Korea Selatan, pasangan USD/KRW turun