简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Federal Reserve AS dan ECB telah mengumumkan keputusan mereka mengenai kebijakan moneter dan memberikan proyeksi yang baru mengenai inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Sebelum keluarnya keputusan the Fed dan ECB, pasar menahan diri, menunggu arah yang baru dari kedua bank sentral utama dunia ini. Kedua bank sentral utama dunia ini mengambil langkah tapering, namun kurang memberikan arah yang jelas, sehingga hampir tidak mempengaruhi pergerakan harga.
Setelah turun dari ketinggian di 1.1325 ke 1.1280 memulai minggu yang lalu, EUR/USD mengalami kenaikan dengan melemahnya dollar AS setelah keluar hasil FOMC the Fed. EUR/USD memperpanjang kenaikannya secara signifikan ke 1.3360 setelah pertemuan ECB memutuskan untuk mengakhiri Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP) di bulan Maret tahun depan. Namun menutup minggu lalu EUR/USD kembali terkoreksi ke 1.1315 karena data IFO Jerman keluar mengecewakan.
Federal Reserve AS dan ECB telah mengumumkan keputusan mereka mengenai kebijakan moneter dan memberikan proyeksi yang baru mengenai inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Sebelum keluarnya keputusan the Fed dan ECB, pasar menahan diri, menunggu arah yang baru dari kedua bank sentral utama dunia ini. Kedua bank sentral utama dunia ini mengambil langkah tapering, namun kurang memberikan arah yang jelas, sehingga hampir tidak mempengaruhi pergerakan harga.
The Fed meningkatkan pengurangan pembelian obligasi bulanan menjadi $30 miliar dari sebelumnya $15 miliar sebagaimana yang diumumkan pada bulan November, mulai bulan Januari 2022. Hal ini berarti bank sentral AS ini akan lebih cepat menaikkan tingkat bunga dan bertambah sebanyak tiga kali pada tahun 2022 dan tiga kali lagi pada tahun 2023.
Proyeksi inflasi juga dinaikkan menjadi 5.6% untuk tahun 2021 dan 2.6% untuk 2022, naik dari sebelumnya 4.2% dan 2.2% sebelumnya. Sementara GDP sekarang diproyeksikan berada pada 4% pada tahun 2022, naik dari sebelumnya 3.8%, dan untuk tahun 2023 bertumbuh sebesar 2.2%, turun dari 3.5% pada bulan September.
Sebaliknya, ECB memberikan konfirmasi akan mengakhiri Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP) pada bulan Maret 2022 sebagaimana dengan yang sebelumnya telah diantisipasikan. Dewan gubernur ECB juga memutuskan untuk memperbesar Assets Purchase Program mereka menjadi €40 miliar per bulan pada kuartal kedua 2022 dan menjadi €30 pada kuartal ketiga, untuk memkompensasi sebagian penghentian pembelian obligasi bulanan sebanyak €60 miliar melalui PEPP.
Bank sentral Eropa ini juga memperkirakan inflasi di Eropa akan meningkat dari 2.6% pada tahun ini menjadi 3.2% pada berikutnya. Namun kenaikan harga selanjutnya akan jatuh dan menyentuh 1.8% pada tahun 2023 dan tetap berada pada level tersebut pada tahun 2024, sementara perkiraan pertumbuhan GDP pada tahun 2022 diturunkan menjadi 4.2% dari sebelumnya 4.6%.
Bank sentral utama dunia lainnya juga mengumumkan keputusan kebijakan moneternya, dengan Bank of England bergabung dengan kereta tapering dengan keputusan untuk menaikkan tingkat bunganya sebanyak 15 basis poin. Tingkat bunga BoE naik menjadi 0.25% dari sebelumnya mencapai rekor terendah sebesar 0.1%.
Pertempuran melawan inflasi baru saja dimulai. Apakah tapering akan bisa mengatasinya? Kemungkinan tidak, namun ini adalah langkah pertama dalam menenangkan tekanan harga. Menaikkan tingkat bunga akan menjadi langkah berikutnya. Namun hanya dengan menaikkan sebesar 10 atau 15 basis poin pada setiap pertemuan, akan memerlukan waktu tahunan bagi tingkat bunga cukup tinggi dan kuat untuk berdampak signifikan terhadap inflasi.
Para bank sentral sadar akan hal ini, namun tidak akan bisa berbuat apa-apa. Pada saat ini, mereka hanya bisa berharap “bottleneck” akan cair dengan sendirinya. Namun, gelombang terbaru dari Covid melalui varian Omicron sedang menyebabkan diterapkannya lagi langkah-langkah restriksi yang bisa memperlambat kemajuan ekonomi lebih jauh dan meningkatkan isu rantai supply yang menyebabkan meroketnya inflasi.
Data makro ekonomi yang dirilis hari-hari ini mengkonfirmasi skenario inflasi sudah terlalu panas dan lambatnya kemajuan ekonomi. Producer Price Index (PPI) AS lompat ke 9.6% YoY pada bulan November sementara Retail Sales pada bulan yang sama naik sedikit 0.3%. di Eropa, Business Climate IFO Jerman terkontraksi menjadi 94.7 pada bulan Desember, dengan Consumer Price Index Uni Eropa dikonfirmasi berada pada 2.6% YoY di bulan November. Minggu ini Uni Eropa akan mempublikasikan Consumer Confidence bulan Desember.
Di AS, Federal Reserve AS telah meninggalkan pesan yang jelas. Sekarang data ekonomi yang akan kembali menggerakkan pasar. Angka GDP final AS untuk kuartal ketiga kemungkinan akan mengkonfirmasi pertumbuhan yang relatif rendah, hanya 2.1% sebelum akan menjadi lebih kuat mengakhiri tahun ini.
Data Durable Goods Sales untuk bulan November kemungkinan akan bisa lebih memberikan dampak. Apakah investasi masih bertumbuh dengan kecepatan yang cepat? Angka nondefense ex-air, inti dari inti, sangat penting. Personal Income, Personal Spending, New Home Sales, dan weekly jobless claims juga menarik perhatian. Diperkirakan angka-angka yang akan keluar bisa menggembirakan.
“Support” terdekat menunggu di 1.1283 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1250 dan kemudian 1.1185. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1345 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1380 dan kemudian 1.1425.
Ricky Ferlianto/VBN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.