简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Meskipun emas dengan cepat bisa stabil kembali di atas $1,700 per ons, setelah kejatuhan yang cepat pada minggu lalu, kelihatannya belum ada minat beli yang cukup kuat terhadap emas yang bisa membuat harga emas berada pada tren naik yang berkelanjutan. Malah sebaliknya emas cenderung turun pada minggu ini. Pergerakan turun berikutnya bisa mencapai $1,670.
Harga emas naik sedikit pada perdagangan hari Jumat, karena meningkatnya permintaan safe – haven ditengah naiknya keengganan terhadap resiko sepanjang minggu ini. Namun, naiknya harga emas ditelan oleh menguatnya indeks dolar AS dan jatuhnya harga minyak mentah sehingga emas tidak bisa menembus $1,800 dan diperdagangkan di $1,780.
Kegagalan emas untuk naik menembus level $1,800 per ons membuka peluang resiko terjadinya aksi jual yang signifikan berikutnya.
Meskipun emas dengan cepat bisa stabil kembali di atas $1,700 per ons, setelah kejatuhan yang cepat pada minggu lalu, kelihatannya belum ada minat beli yang cukup kuat terhadap emas yang bisa membuat harga emas berada pada tren naik yang berkelanjutan. Malah sebaliknya emas cenderung turun pada minggu ini. Pergerakan turun berikutnya bisa mencapai $1,670.
Event utama pada minggu ini adalah symposium Jackson Hole selama dua hari, dimana kepala the Fed Jerome Powell diskedulkan akan berbicara pada hari Jumat, 27 Agustus.
Diskusi besarannya adalah “kebijakan makro ekonomi di dalam perekonomian yang bermasalah”, namun fokus pasar adalah diskusi sekitar “tapering” dari program pembelian asset QE dari the Fed.
Setelah melihat bahwa the Fed paling tidak telah berbicara mengenai “tapering” di dalam risalah pertemuan kebijakan ekonomi mereka, sedikit pembicaraan saja mengenai “tapering” di Jackson Hole akan bisa memicu aksi jual yang signifikan atas emas pada minggu ini. Problem yang sama kemungkinan juga terjadi atas pasar saham.
Ke depannya, the Fed kemungkinan tidak menginginkan mengetatkan kebijakan moneternya terlalu cepat, khususnya dengan naiknya resiko terkena varian Delta.
Varian Delta terus bertambah buruk. Australia dilockdown lagi. Namun jika data makro ekonomi tetap menunjukkan angka-angka pekerjaan yang kuat, the Fed akan harus menghentikan akomodasinya dan bisa membuat dollar AS naik lebih tinggi dan otomatis menyeret harga emas turun.
Dari sudut ekonomi, tidak ada seorangpun yang puas dengan data ekonomi AS yang keluar belakangan ini, sejak Donald Trump tidak lagi di Gedung putih. Data Penjualan Ritel yang merupakan indikator petunjuk ke depan, muncul di bawah dari yang diperkirakan. Selain itu stimulus fiskal yang baru tidak akan bisa turun dengan cepat segera.
Level $1,800 per ons tetap menjadi resistance yang kuat. Sampai metal berharga bisa mulai ditutup di atas level $1,800, emas tidak mungkin mendapatkan banyak daya tarik. Diperlukan harga emas bergerak di atas $1,800 untuk membalikkan arah harga emas. Jika tidak berhasil maka harga emas bisa jatuh ke $1,670. Emas bisa menembus level $1,800 apabila data makro ekonomi pada minggu ini buruk semua.
Dari semua data ekonomi yang akan keluar pada minggu ini, yang paling perlu diperhatikan adalah angka GDP AS kuartal kedua dan indeks harga PCE, yang akan keluar bersamaan dengan data personal income dan indikator belanja.
PCE perlu diperhatikan karena merupakan alat ukur inflasi yang favorite bagi the Fed. Jika angka PCE lebih kuat daripada yang diperkirakan, hal ini adalah berita buruk bagie mas karena hal ini akan bisa memaksa the Fed untuk menerapkan pengetatan lebih cepat daripada yang diperkirakan.
AS akan mengeluarkan PMI pendahuluan dari Markit untuk bulan Agustus yang bisa menunjukkan penurunan di dalam sentimen bisnis menyusul penurunan di dalam “consumer confidence”.
Statistik Durable Goods Orders untuk bulan Juli akan memberikan pandangan pertama mengenai investasi di kuartal ketiga dengan angka yang bervariasi yang diperkirakan.
Para ekonom memperkirakan angka GDP yang diupdate untuk kuartal kedua juga diupgrade dari angka awal di 6.5% setahun.
Ukuran inflasi dari the Fed – Core PCE – diperkirakan menunjukkan bahwa kenaikan harga masih tetap di atas 3% sekali lagi.
“Support” terdekat menunggu di $1,760 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,700 dan kemudian $1,670. “Resistance” terdekat menunggu di $1,795 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,800 dan kemudian $1,805.
Ricky Ferlianto/VBN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.