简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar: GBP/USD diperdagangkan dibawah 1.3950 di sekitar 1.3926, memperpanjang penurunan dari ketinggian selama 7 minggu.
GBP/USD diperdagangkan dibawah 1.3950 di sekitar 1.3926, memperpanjang penurunan dari ketinggian selama 7 minggu. Dolar AS mengalami keuntungan dari sentimen pasar yang “risk-off”, sementara poundsterling berjuang setelah CPI meleset dengan angka 0.7% dan PM Inggris Johnson memperingatkan akan gelombang Covid musim dingin.
PM Johnson memperingatkan rekan-rekannya akan kemungkinan gelombang coronavirus berikutnya setelah musim panas selesai. Meskipun demikian, kondisi Inggris saat ini menjanjikan. Satu kali suntikan vaksin terhadap setengah dari populasi Inggris terbukti sukses besar, dan langkah pembukaan kembali ekonomi berikutnya kelihatannya sudah pasti.
Consumer Price Index dari Inggris muncul mengecewakan dengan angka 0.7% setahun untuk bulan Maret, namun dampaknya diabaikan investor. Begitu juga pidato dari Gubernur Bank of England yang membicarakan keanekaragaman daripada kebijakan moneter. Pergerakan yang lebih besar datang dari dollar AS.
Dollar AS yang safe-heven mendapatkan keuntungan dari aksi jual yang terjadi di pasar saham dengan para investor berlomba mencari matauang cadangan dunia. Namun, angin berubah lagi, dengan naiknya S&P 500 berjangka. Ekonomi AS terus bertumbuh dengan kecepatan yang cepat dan angka virus turun kembali setelah sempat ada gelombang mini sebelumnya. Hal ini mengakibatkan kenaikan dari saham dan penurunan dari dollar AS.
Terlepas dari potensi kenaikan saham, penurunan yields 10 tahun AS di bawah 1.60% menunjukkan kemungkinan besar dollar akan turun lagi. Secara keseluruhan, Poundsterling masih memiliki alasan untuk naik.
“Support” terdekat menunggu di 1.3910 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3850 dan kemudian 1.3810. “Resistance” terdekat menunggu di 1.3960 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.4010 dan kemudian 1.4050.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Artikel ini telah tayang pada Vibiznews.com
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.