简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Dolar AS memenangkan pertempuran yang sengit melawan poundsterling pada minggu lalu dengan aksi ambil untung dan isu mengenai vaksin telah membebani poundsterling lebih daripada the Fed memukul dollar AS.
Dolar AS memenangkan pertempuran yang sengit melawan poundsterling pada minggu lalu dengan aksi ambil untung dan isu mengenai vaksin telah membebani poundsterling lebih daripada the Fed memukul dollar AS.
GBP/USD tertekan turun ke 1.3730 karena keprihatinan akan masalah yang dihadapi oleh AstraZenecca terus menekan Sterling, dan karena kerusuhan di Irlandia Utara yang sudah memasuki hari ke Sembilan, ditambah dengan menguatnya dollar AS pada sesi terakhir.
PM Boris Johnson mengumumkan bahwa pubs, gyms dan tempat-tempat santai lainnya akan dibukan kembali pada tanggal 12 April, pada awalnya memberikan dorongan naik bagi Sterling. Keputusan ini datang dengan terus menurunnya kasus Covid-19 di Inggris sementara di AS mendatar.
Namun, Sterling terpukul oleh isu vaksin AstraZeneca. Regulator di Inggris dan Uni Eropa menyimpulkan adanya hubungan antara penyuntikan vaksin AZ dengan penggumpalan darah yang jarang terjadi, yang menyebabkan ketakutan public meskipun kemungkinan terjadinya adalah satu dari satu juta. Meskipun demikian, Inggris mengalami kekurangan supply vaksin dimana berita ini membebani Sterling. Penggunaan vaksin dari moderna yang baru dimulai hanya berdampak sedikit untuk mengurangi kemunduran.
Isu yang lain yang mengemuka adalah Brexit. Kefrustasian mengenai pengaturan di Irlandia Utara adalah satu satu isu yang memicu kerusuhan di Belfast.
Di AS, indikator ekonomi tetap kuat. PMI jasa yang dikeluarkan oleh ISM berada pada 63.7 di bulan Maret – rekor tertinggi. JOLTS job openings juga mengalahkan yang diperkirakan disekitar 7.4 juta pada bulan Februari. Namun, klaim pengangguran mingguan muncul diatas 700.000 untuk minggu yang kedua berturut-turut, yang membangkitkan kekuatiran bahwa perjalanan untuk pemulihan employment masih tetap jauh.
Membawa kembali orang AS yang kehilangan pekerjaannya untuk bekerja adalah tetap menjadi tujuan dari Federal Reserve yang menginginkan melihat hasilnya, bukan outlook. Kepala the Fed, Jerome Powell, dan risalah pertemuan FOMC keduanya mengirimkan pesan yang “dovish”, menjamin untuk mendukung ekonomi dengan tetap mempertahankan tingkat bunga yang rendah dan mencetak lebih banyak dollar AS.
Hal ini membuat dollar AS berada di bawah tekanan, namun hal ini tidak berlangung lama. Para investor kembali mencari dollar AS yang aman dan juga mengingat bahwa perkataan dari Powell bukanlah berita baru.
Setelah memasuki minggu perdagangan yang baru dengan keadaan tertekan, indeks dollar AS semakin terpuruk karena komentar dari Powell yang dovish, turunnya yields obligasi AS, dan buruknya data pengangguran AS, pada perdagangan sesi terakhir di hari Jumat ini, indeks dollar AS berbalik naik ke 92,227 (naik 0,17%) akibat keluarnya angka PPI yang jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan sehingga mendorong naik yields obligasi AS.
Biden terus mendorong rencana belanja infrastruktur dan fokus kepada kenaikan pajak yang lebih banyak di 28%. Joe Manchin, Senator Demokrat yang paling konservatif mengijinkan kenaikan pajak namun dengan tingkat yang lebih rendah di 25%. Namun stimulus fiscal ini menjadi kurang diperhatikan dengan agenda Gedung Putih bergerak kepada pengaturan senjata api dan imigrasi.
Pada minggu ini, highlight dari kalender ekonomi adalah GDP bulan Februari. Menciutnya angka di bulan Januari 2.9% adalah akibat dari lockdown nasional, yang berlanjut ke Februari. Namun, ekonomi tertopang lebih baik daripada yang diperkirakan dan angka untuk bulan Februari yang bagus akan bisa mendukung poundsterling naik lagi. Output industry dan angka penjualan ritel BRC juga akan diperhatikan.
imunisasi di Inggris kemungkinan terhenti karena kurangnya supllies vaksin. Sementara itu mempertahankan kecepatan vaksinasi dan menjaga agar virus bisa dikendalikan adalah kritikal untuk bisa memperbaharui rally sebelumnya.
Sementara Inggris memimpin di dalam vaksin dari Uni Eropa, efek yang negatif dari Brexit secara bertahap kembali mengemuka. Jika kerusuhan di Belfast terus berlanjut dan para eksportir Inggris terus berhadapan dengan rintangan, Sterling akan mengalami tekanan.
Di AS, vaksinasi bergerak dengan kecepatan yang mengesankan dimana lebih dari tiga juta dosis per hari. Dengan kecepatan seperti sekarang ini, 70% dari orang Amerika akan divaksinasi pada pertengahan bulan Juni, namun apabila ada keragu-raguan akan bisa membuat mundur tanggalnya.
Negosiasi antara Gedung Putih dengan Demokrat di Kongres atas pajak dan belanja infrastruktur akan terus berlanjut, namun munculnya isu lain yang lebih hangat akan bisa membuat stimulus fiscal ini dikebelakangkan.
Dari kalender ekonomi, angka inflasi bulan Maret akan menunjukkan kenaikan yang substansial di angka umum dari Consumer Price Index (CPI) dari 1.7% menjadi 2.4%. Investor juga akan mengamati CPI inti yang diperkirakan akan naik moderat dari 1.3% ke 1.5%. Setiap ada tanda ekonomi menjadi memanas bisa mendorong naik dollar AS, sementara angka inflasi yang lemah akan membebani dollar AS.
Pidato dari beberapa pejabat the Fed menyampaikan pesan yang sama bahwa pemulihan ekonomi kuat namun perjalanan masih panjang.
Highlight dari minggu ini adalah angka penjualan ritel untuk bulan Maret. Setelah menerima cek stimulus pada bulan lalu, para konsumen kemungkinan akan pergi pesta belanja. Para ekonom memperkirakan angka penjualan ritel umum akan naik sebanyak 4.7% lebih dari mengatasi kejatuhan pada bulan Februari.
Angka belanja ini kemungkinan akan menutupi angka klaim pengangguran mingguan, namun penurunan dibawah 700.000 akan memberikan semangat, sementara angka diatas itu akan membebani dollar AS.
Consumer Sentiment Index pendahuluan dari Universitas Michigan untuk bulan April diperkirakan akan memperpanjang kenaikannya ditengah cepatnya vaksinasi, pembukaan kembali aktifitas ekonomi, dan dibagikannya cek stimulus.
“Support” terdekat menunggu di 1.3720 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3700 dan kemudian 1.3670. “Resistance” terdekat menunggu di 1.3780 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3815 dan kemudian 1.3850.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.