简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Harga minyak dunia merosot lebih dari 4,8 persen setelah OPEC+, termasuk Iran, meningkatkan produksi di tengah permintaan BBM yang lesu.
Harga minyak mentah dunia menukik tajam, usai negara-negara produsen minyak (OPEC) menambah pasokan, termasuk Iran yang mengerek produksi di tengah permintaan bahan bakar minyak (BBM) yang lesu.
Mengutip Antara, Selasa (6/4), harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Mei jatuh 4,8 persen menjadi US$58,65 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni anjlok 4,2 persen menjadi US$62,15 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak merosot persis setelah OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, menyepakati kenaikan produksi bulanan dari Mei hingga Juli.
OPEC+ berupaya memulihkan produksinya yang dipangkas sejak tahun lalu dengan optimisme permintaan bahan bakar meningkat setelah pandemi covid-19.
Namun, komite teknis OPEC+ malah merevisi turun perkiraan permintaan minyak global pada 2021, dari sebelumnya 5,9 juta barel menjadi hanya 5,6 juta barel.
“Waktunya tidak tepat. Sepertinya OPEC+ akan menggulirkan kesepakatan, tetapi mereka tidak melakukannya dan sekarang tampaknya mereka harus membayar, setidaknya dalam jangka pendek,” kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka Mizuho Securities.
Di sisi lain, investor fokus pada pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS, yang ingin menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
“Ada asumsi bahwa kita akan melihat banjir minyak Iran di pasar, meski saya pikir ini sedikit dilebih-lebihkan,” tutur Phil Flynn, Analis Senior Price Futures Group Chicago.
Seperti diketahui, harga minyak telah pulih dari posisi terendahnya tahun lalu, yang didukung oleh pemangkasan produksi oleh OPEC+.
Namun, penguncian wilayah (lockdown) beberapa negara di Eropa yang kembali diberlakukan, membebani permintaan bahan bakar minyak. Kondisi ini membuat prospek pemulihan ekonomi semakin 'gelap'.
Sumber : CNN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Kemarin malam, inflasi di AS memang dilaporkan naik. Kabar baiknya, kenaikan tersebut "biasa aja" tidak setinggi yang ditakutkan pelaku pasar.
serangan dunia maya saat ini menjadi risiko utama bagi sistem keuangan global.
sekitar 2.000 toko telah tutup permanen sebagai dampak lockdown
Mata uang Paman Sam menguat 49 poin (0,34%). Demikian dikutip dari data RTI, Selasa (13/4/2021).