简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar: Ekonomi Indonesia di kuartal I-2021 diprediksi masih berada pada zona negatif.
Ekonomi Indonesia di kuartal I-2021 diprediksi masih berada pada zona negatif. Pengamat Ekonomi dari PT Bank Permata Josua Pardede memperkirakan angkanya antara minus 2-1%.
“Kondisinya Januari-Februari belum signifikan pemulihannya. Sehingga kalau dari kami ekspektasinya masih kisaran negatif 2-1% di kuartal I-2021,” kata Josua dalam Pelatihan Wartawan Bank Indonesia (BI) secara virtual bertajuk 'Sinergi Memperkuat Perekonomian', Kamis (25/3/2021).
Meski begitu, ekonomi diperkirakan akan loncat pada kuartal II-2021 di mana diprediksi akan tumbuh 6%. Hal itu dikarenakan ekspektasi yang tinggi dari dampak terkontraksinya ekonomi tahun lalu.
Tapi di kuartal II akan terjadi yang dialami juga oleh beberapa negara di dunia bahwa low base effect di tahun lalu itu akan bisa mendongkrak ekonomi kuartal II cukup tinggi, perhitungan kami sejauh ini bisa 6%-an kita harapkan ini akan mendongkrak pemulihan ekonomi di tahun ini.
Aktivitas ekonomi diperkirakan akan lebih normal pada semester II-2021. Hal itu seiring dengan pelaksanaan vaksinasi yang lebih masif di beberapa negara termasuk Indonesia.
“Kalau itu bisa dipercepat tentu akan men-drive pertumbuhan ekonomi di semester II. Program vaksinasi saya pikir kunci dan tentunya terkait dengan peran COVID, kalau kasus COVID-nya masih tinggi kan kegiatan ekonomi tidak bisa lebih longgar ya, sehingga kita harapkan akan jauh lebih baik,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI, Sugeng mengatakan prediksi perbaikan ekonomi Indonesia sejalan dengan proyeksi perekonomian global yang juga berpotensi lebih tinggi. Hal itu terlihat dari beberapa lembaga Internasional yang telah menaikkan prediksi ekonomi global di 2021.
Misalnya IMF yang merevisi pertumbuhan ekonomi global dari 5,2% menjadi 5,5%. Juga ekonomi AS dari 3,1% menjadi 5,1%. OECD juga merevisi dari 4,2% menjadi 5,6%, serta pertumbuhan AS dari 3,2% jadi 6,5%.
“Kita lihat bersama bahwa secara global tumbuh lebih tinggi dan khusus AS, ini penting karena ada revisi yang signifikan dan ini tentunya merupakan suatu peluang bagi kita dan perbaikan ekonomi dunia terutama di AS pasca vaksinasi. Ini juga akan memberi peluang bagi kita untuk picu pertumbuhan,” ujarnya.
Secara tahunan, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 akan mencapai 4,3-5,3%. “BI meyakini perekonomian Indonesia 2021 akan semakin membaik tumbuh positif,” tandasnya.
Sumber Detik
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Indikasi pemulihan ekonomi nasional semakin menguat. IHS Markit mencatat purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Mei sebesar 55,3 atau naik dari 54,6 pada April 2021.
Pemerintah di seluruh dunia mulai mengecam penggunaan bitcoin dan cryptocurrency lainnya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pandemi COVID-19 telah berdampak besar bagi banyak sektor, mulai kesehatan, sosial, ekonomi, maupun keuangan.
Sebagai calon pusat perdagangan Indo-Pasifik dan permata wisata global, Sri Lanka sudah berjuang untuk mewujudkan visi-visi besar sebelum krisis coronavirus melanda ekonomi dunia.Beberapa bulan ke depan mungkin menentukan kemampuannya untuk mencegah restrukturisasi hutang yang menyakitkan.