简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy menilai hasil neraca transaksi berjalan terbaru di Indonesia.Kutipan UtamaIndonesia mencatat
Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy menilai hasil neraca transaksi berjalan terbaru di Indonesia.
Kutipan Utama
“Indonesia mencatat surplus neraca transaksi berjalan untuk kuartal kedua berturut-turut pada kuartal terakhir tahun 2020, sehingga defisit neraca transaksi berjalan/current account deficit (CAD) setahun penuh menjadi -USD4,7 milar atau -0,5% dari produk domestik bruto (PDB); vs. -2,7% dari PDB pada tahun 2019.”
“Neraca modal dan finansial, yang mencatat perdagangan dalam aset-aset antara Indonesia dan asing, tetap surplus meski hanya seperlima dari pencapaian 2019. Meskipun demikian, investasi langsung dan portofolio masih berada pada wilayah surplus sejalan dengan optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi domestik dan ketidakpastian yang lebih rendah di pasar keuangan global, terutama pada semester kedua 2020.”
“Secara keseluruhan, menyempitnya CAD dan surplus akun modal dan keuangan membuat Indonesia mencatat surplus +USD2,6 miliar dalam Neraca Pembayaran pada tahun 2020 dibandingkan surplus USD4,7 miliar pada tahun sebelumnya.”
“Untuk tahun 2021, kami memperkirakan CAD akan melebar dari posisi 2020, terutama didukung oleh defisit pendapatan primer yang lebih tinggi dari return investasi langsung dan portofolio; sejalan dengan penundaan pembayaran dividen 2020 dan pemulihan ekonomi. Meski demikian, laju repatriasi dividen mungkin tidak secepat sebelumnya, mengingat berbagai insentif dari pemerintah bagi investor yang menanam kembali dananya di Indonesia.”
Secara keseluruhan, laju CAD yang lebih lebar tetap terukur. Kami memperkirakan CAD akan melebar ke -1,6% dari PDB tahun ini (dari perkiraan sebelumnya -2,0%).
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil pada 22 November 2021. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah. Namun, Fitch melihat masih ada beberapa tantangan yang membayangi, yaitu ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal yang tinggi, penerimaan Pemerintah yang rendah, serta fitur-fitur struktural, seperti PDB per kapita dan indikator tata kelola, yang relatif tertinggal dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.
Perak (XAG/USD) telah menguji support utama di kisaran $21,87/17, yang telah bertahan. Karen Jones, Kepala Tim Riset Analisis Teknis FICC di Commerzba
NZD/USD mempertahankan proyeksi di 0,6800 setelah fase rebound berlangsung. Ekonom di Société Générale memperkirakan kiwi akan memperpanjang kenaikan
EUR/USD konsolidasi dalam waktu dekat di ma 200-minggu di 1,1575, dan ma 55-bulan di 1,1577. Namun, risiko penurunan tetap ada, dan Karen Jones, Kepal
FxPro
Tickmill
ATFX
Pepperstone
IC Markets Global
Vantage
FxPro
Tickmill
ATFX
Pepperstone
IC Markets Global
Vantage
FxPro
Tickmill
ATFX
Pepperstone
IC Markets Global
Vantage
FxPro
Tickmill
ATFX
Pepperstone
IC Markets Global
Vantage