简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar: PERNAHKAH Anda mendengar cerita bahwa foreign exchange (forex) adalah sebuah trading yang menyeramkan karena berpotensi menghabiskan dana dengan cepat. Bahkan, tak jarang forex membuat seseorang bangkrut?
Hal lain, apakah Anda juga pernah memiliki pemahaman bahwa forex tak lebih dari bentuk perjudian?
Sama. Hal itu juga yang saya alami. Saat mulai berkenalan dengan dunia keuangan, tepatnya 17 tahun yang lalu, saya mendapati cerita-cerita dan desas-desus yang kurang lebih seperti itu.
Akan tetapi, saya mau ceritakan kepada Anda bahwa apa pun yang Anda lakukan tanpa dipahami memang bisa membuat celaka. Saat tidak paham, Anda berpotensi besar hanya tebak-tebakan. Asumsi ini yang kemudian mengerucut pada perjudian. Sebab, menebak berarti berspekulasi. Ini sama dengan berjudi.
Dalam tulisan pertama ini, saya akan memberikan 'Rahasia Antibangkrut' dalam sebuah trading forex dan komoditi.
Bila kita mengambil contoh membeli mata uang Euro dan menukarkannya dengan dollar AS, mungkin tidak akan terbayang.
Sebab, mayoritas dari kita belum pernah berpengalaman soal itu di dunia nyata. Karenanya, untuk memudahkan Anda memahami ini, saya akan mengibaratkannya dengan membeli emas. Hanya saja, emas yang dibeli bukan dengan mata uang rupiah, melainkan dollar AS.
Jika membayangkan yang seperti itu, akan lebih mudah bukan?
Membeli emas 3 kg dengan 1 high-end gadget
Trading komoditi emas pada bursa berjangka memungkinkan Anda membeli emas 3 kilogram (kg) hanya bermodal gadget high-end. Katakanlah, harga gadget-nya sekitar Rp 10 juta sampai Rp 14 juta.
Bayangkan, 3 kg emas yang harganya mencapai miliaran rupiah menjadi komoditi yang diperdagangkan di bursa berjangka dapat dibeli hanya dengan gadget high-end yang Anda miliki.
Lebih serunya, bayangkan keuntungan yang bisa didapat. Bila harga emas naik per gram Rp 1.000, keuntungan yang bisa Anda dapatkan adalah Rp 3 juta. Perhitungan ini didapat dari 3.000 gram emas dikalikan dengan Rp 1.000.
Bagaimana, terbayang kan kalau Rp 3 juta tadi sudah full menjadi milik Anda.
Cobalah hitung, dengan modal gadget yang Anda miliki seharga Rp 10 juta, Anda bisa mendapat untung Rp 3 juta. Untung yang didapat dari kenaikan harga emas adalah 30 persen dari harga gadget Anda.
Saya rasa, siapapun mau mendengar cerita ini. Nah, inilah kira-kira cerita sales dan marketing dari perusahaan berjangka yang menawarkan Anda dengan menyuguhkan bukti berhasil alias untung dari klien mereka yang beruntung.
Naik oke, bagaimana kalau turun?
Pertanyaan itu menjadi menarik sekali. Sebab Anda tahu, di sinilah permasalahan mulai muncul.
Jadi, jika Anda membeli emas dengan modal gadget high-end dan seketika naik, maka skenario yang tadi kita bicarakanlah yang terjadi.
Akan tetapi, bila kondisinya dibalik di mana Anda membeli dan ternyata turun, siapa yang akan tanggung jawab?
Jangan lupa, ketika harga turun Rp 3.333 per gram saja, modal gadget Anda sendiri sebenarnya sudah tidak ada. Kenapa demikian?
Sebab, gadget high-end seharga Rp 10 juta sudah setara dengan penurunan harga emas 3 kg dengan simulasi tadi.
Hal yang harus dipahami, Anda dilarang curang. Artinya, ketika sedang naik atau untung, Anda mau ambil sepenuhnya. Maka, kalau sedang turun pun, Anda harus mengambil risikonya sepenuhnya juga.
Nah! Ini dia masalahnya. Cerita soal risiko ini tidak pernah diceritakan dan tak pernah menjadi pemahaman bagi orang-orang yang melakukan transaksi forex atau komoditi di pasar berjangka.
Padahal, membeli satu lot komoditi di pasar berjangka bisa jadi setara dengan membeli 3 kg emas.
Ingatkah, saat Anda melakukan transaksi forex dan komoditi, Anda tak pernah berbicara mengenai gram dan kilogram. Sebab, satuan untuk komoditi di pasar berjangka adalah lot. Mengapa tidak kita konversikan saja? Jadi, nilai 1 lot tadi dianggap seperti kita membeli emas dengan menggunakan dollar AS. Pada trading ini, mata uang yang dipakai dikenal sebagai XAU/USD.
Maka, saat Anda membeli 1 lot, uang yang dikeluarkan adalah 1.800 dollar AS per troy ounce.
Jadi, saat Anda ingin membeli 1 lot atau 100 troy ounce, asumsikan saja dengan mengalikannya dengan 1.800 dollar AS.
Lalu, berapakah 1 troy ounce itu jika dikonversikan dengan berat emas? Untuk diketahui, 1 troy ounce sama dengan 31,103 gram emas. Artinya, 100 troy ounce sama dengan 3.110 gram. Jumlah ini sama dengan contoh tadi. Anda sedang melakukan pembelian setara 3,1 kg emas.
Jadi, uang sebenarnya yang harus Anda bayar sebesar 1.800 dollar AS dikali 100. Maka, Anda membeli 31.103 gram senilai 180.000 dollar AS.
Akan tetapi, beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa yang diasumsikan menjadi modal atau keuntungannya justru ukuran harga ponsel high-end, bukan uang yang dikeluarkan seharga emas tadi?
Sebab, transaksi pada trading komoditi tidak membuat kita harus mencetak secara langsung emasnya secara fisik. Terlebih, kita boleh membayarkan uang muka atau down payment (DP)-nya terlebih dahulu dengan nilai 1:100.
Artinya, Anda cukup menyiapkan dana 1 persen saja dari 180.000 dollar AS alias 1.800 dollar AS. Nah, di sinilah kita akhirnya tahu mengapa rumusan transaksi pada trading forex dan komoditi di bursa berjangka tak perlu menyetorkan secara penuh senilai 180.000 dollar AS.
Bagaimana juga dengan “Antibangkrut” yang sejak awal saya gaungkan pada tulisan ini?
Jawabannya, ada tiga poin utama agar Anda tidak bangkrut.
Pertama, Anda perlu paham bagaimana cara berhitung seluruh yang saya muat pada tulisan ini.
Kedua, Anda perlu menyiapkan nominal dana toleransi maksimum atas harga emas atau forex yang Anda transaksikan. Dana toleransi ini berperan sebagai penjaga saat investasi Anda mengalami kenaikan atau turun. Berapa nominal yang masih membuat Anda tenang.
Ketiga, Anda perlu memiliki strategi sederhana untuk menentukan harga sedang murah dan mahal. Namun, jangan sesekali mengulang kesalahan para trader forex.
Catatan: trading CFD dengan leverage mungkin dapat membawakan keuntungan tinggi, tetapi juga dapat menyebabkan Anda kehilangan dana. Mohon pertimbangkan risikonya.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Salah satu perusahaan dalam Marex Group Plc, XFA, broker forex yang berkantor pusat di Chicago dan eksekutifnya Timothy Hendricks dikenakan penalti NFA karena pelanggaran BERAT. Hendricks menghadapi skorsing 90 hari dari peran pengawasan dan turut menanggung kewajiban denda.
Modus penipuan broker forex merujuk pada berbagai teknik yang digunakan oleh beberapa broker yang tidak sah atau tidak bertanggung jawab untuk menipu trader atau investor dalam pasar forex. Modus penipuan berikut adalah modus-modus yang muncul dan ramai diberitakan di tahun 2024. Apa saja modusnya dan siapa brokernya? Semuanya bisa Anda baca di artikel berikut
Penipuan trading pada platform online kerapkali mengincar korban yang awam atau minim pengetahuan mengenai dunia perdagangan instrumen keuangan. Terungkap ulah peniru broker Exness terbaru ! Seorang WNI baru saja menghubungi CS WikiFX untuk berkonsultasi tentang persyaratan membayar biaya pajak pada proses WD di platform scam tersebut.
Kemarin, 20-November-2024, salah satu merek broker Doo Group, Doo Financial, mengumumkan ekspansinya dengan mengakuisisi PT Prima Tangguharta Futures yang dikenal sebagai salah satu perusahaan pialang berjangka di Indonesia.