简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) (Core PCE) untuk bulan Februari, yang merupakan ukuran inflasi yang lebih disukai Federal Reserve
Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti Amerika Serikat diprakirakan akan tetap pada 4,7% YoY.
Pelonggaran inflasi akan menjadi berita baik bagi The Fed, tetapi tidak bagi para pendukung Dolar.
Pasar memprakirakan penurunan suku bunga Fed Funds di bulan Desember.
Data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) (Core PCE) untuk bulan Februari, yang merupakan ukuran inflasi yang lebih disukai Federal Reserve (The Fed), akan dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi AS pada hari Jumat, 31 Maret pukul 12:30 GMT/19:30 WIB. Laporan ini juga akan mencakup perubahan dalam Pendapatan Pribadi dan Pengeluaran Pribadi.
PCE Inti tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak. Laporan bulan Januari mengejutkan para pelaku pasar, dengan naik 4,7% YoY, di atas 4,6% di bulan Desember dan melampaui estimasi 4,3%. Ini adalah kenaikan pertama dalam tingkat tahunan setelah tiga bulan. Laporan ini dirilis pada 24 Februari, dan mendukung pandangan bahwa suku bunga harus naik lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Namun, pandangan ini dibuat sebelum kegagalan Silicon Vally Bank (SVB). Sejak saat itu, banyak yang telah berubah.
Konsensus melihat PCE Inti naik 0,4% di bulan Februari(MoM),dan tingkat tahunan stabil di 4,7%. Data utama terlihat meningkat 0,2% di bulan Februari, dan perlambatan pada tingkat tahunan dari 5,4% ke 5,3%. Pengeluaran Pribadi diprakirakan naik 0,3% setelah lonjakan 1,8% di bulan Januari. Pendapatan pribadi diprakirakan akan menunjukkan kenaikan 0,2%.
Minggu lalu, the Fed kembali menaikkan suku bunga karena \\\\\\\\\“Inflasi tetap tinggi\\\\\\\\\”, meskipun terjadi gejolak di sektor perbankan baru-baru ini. Ada perkembangan baru yang memiliki konsekuensi dan \\\\\\\\\“membantu\\\\\\\\\” bank sentral memperketat kondisi kredit. Apa yang akan dilakukan oleh The Fed selanjutnya masih belum pasti, dan pasar mengetahui hal tersebut. Yang jelas, puncak siklus suku bunga sudah dekat.
Pada bulan Februari, Indeks Harga Konsumen turun ke 6% (terendah sejak September 2021) dari 6,4% di bulan Januari; bulan kedelapan berturut-turut di mana tingkat tahunan menurun. IHK Inti turun selama lima bulan berturut-turut ke 5,5% dari 5,6%, mencapai level terendah sejak Desember 2021. Angka-angka tersebut memberikan harapan untuk penurunan PCE Inti.
IHK AS YoY vs PCE Inti AS
Jika PCE Inti tetap meningkat di bulan Februari, ini akan menjadi berita buruk bagi The Fed. Para anggota FOMC akan berada dalam posisi yang sulit untuk memerangi inflasi (dengan suku bunga yang lebih tinggi) sambil menghadapi krisis di sektor perbankan. Angka-angka tersebut akan menekan The Fed untuk berbuat lebih banyak (menaikkan suku bunga) untuk mengendalikan inflasi, dengan harapan krisis perbankan akan mereda. Berusaha mengembalikan kepercayaan pada industri perbankan sambil menaikkan suku bunga, setelah satu dekade panjang dengan suku bunga mendekati nol, bukanlah tugas yang mudah. Namun, skenario ini akan menjadi bagi Dolar.
Sebaliknya,jika PCE Inti menurun, ini akan menjadi berita baik bagi The Fed, tetapi tidak untuk Dolar. Tanda-tanda bahwa inflasi terus melambat akan mengurangi tekanan bagi The Fed untuk berbuat lebih banyak. Imbal hasil obligasi AS dapat melanjutkan penurunan dan Dolar AS mencetak level terendah bulanan baru. Para pedagang harus menyadari bahwa volatilitas pasar obligasi melonjak di bulan Maret. Korelasi antara imbal hasil obligasi AS dan Dolar AS melemah selama pekan ini, karena Greenback tidak bereaksi terhadap imbal hasil yang lebih tinggi. Peningkatan sentimen pasar bisa menjadi alasannya.
Jika data menunjukkan perlambatan lebih lanjut dalam inflasi dan juga dalam pengeluaran dan pendapatan konsumen, pasar dapat melihat bahwa tugas The Fed sudah mendekati akhir. Skenario seperti itu seharusnya menjadi negatif terhadap dolar. Gejolak yang terjadi baru-baru ini meningkatkan risiko resesi di AS, dan pasar obligasi memberi sinyal kepada para investor bahwa mereka mengharapkan penurunan suku bunga pada kuartal keempat. Mereka melihat inflasi mendekati atau menuju target, dan bahkan resesi.
Masih Bergantung pada Data
Secara keseluruhan, dampaknya terhadap pasar bisa jadi hanya sebentar. Lingkungan saat ini didominasi oleh ketidakpastian terhadap prospek, karena pasar mengevaluasi dampak pada ekonomi dari krisis perbankan. Kekhawatiran terhadap kesehatan sistem perbankan masih ada, mengimbangi relevansi data ekonomi.
Sebelum runtuhnya SVB yang menandai awal krisis perbankan, angka inflasi yang tinggi akan meningkatkan peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga (bahkan lebih tinggi lagi), namun hal itu telah berubah secara dramatis. Bahkan jika terjadi kejutan negatif (angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan), pasar kemungkinan akan terus melihat kemungkinan besar penurunan suku bunga pada akhir tahun.
Namun, seperti yang dikatakan oleh The Fed dan banyak bank sentral lainnya di seluruh dunia, mereka \\\\\\\\\“bergantung pada data\\\\\\\\\” dan jalur suku bunga tidak pasti. Laporan penting berikutnya adalah Nonfarm payrolls (7 April) dan Indeks Harga Konsumen bulan Maret (12 April). Pertemuan FOMC berikutnya adalah pada bulan Mei.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.