简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Pemerintah menyebut negara-negara di dunia telah mengeluarkan dana sebesar 12 triliun dolar AS untuk menghadapi dampak pandemi Covid-19. Adapun anggaran ini digelontorkan sebagai stimulus fiskal pada bidang ekonomi, sosial, dan kesehatan akibat pandemi Covid-19.
Pemerintah menyebut negara-negara di dunia telah mengeluarkan dana sebesar 12 triliun dolar AS untuk menghadapi dampak pandemi Covid-19. Adapun anggaran ini digelontorkan sebagai stimulus fiskal pada bidang ekonomi, sosial, dan kesehatan akibat pandemi Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan jumlah tersebut menunjukkan pandemi Covid-19 telah menimbulkan biaya yang sangat besar bagi semua negara di dunia. Hal ini untuk mengembalikan kondisi dan aktivitas masyarakat, sehingga ekonomi pulih.
“Dukungan dan stimulus fiskal global dan 2020 diperkirakan oleh semua negara di dunia mencapai 12 triliun dolar AS,” ujarnya saat webinar seperti dikutip Rabu (27/10).
Menurutnya nilai ini diperkirakan masih bertambah seiring Covid-19 yang masih mewabah di berbagai negara sampai tahun ini. Belum lagi, pemerintah-pemerintah di banyak negara masih terus memberikan stimulus fiskal dalam rangka memulihkan ekonomi.
“Jadi pandemi menimbulkan biaya yang sangat besar bagi semua negara di dunia,” ucapnya.
Di Indonesia, pemerintah menganggarkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 sebesar Rp 744,77 triliun. Saat ini, dana tersebut telah terpakai Rp 433,91 triliun atau 58,3 persen dari pagu per 22 Oktober 2021.
Dana ini, menurutnya, digunakan untuk menangani dampak pandemi sekaligus memulihkan ekonomi, salah satunya program vaksinasi. Pemerintah menargetkan bisa mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) dengan menyuntikkan vaksin ke 70 persen populasi Indonesia pada akhir tahun.
“Indonesia masih harus berjuang untuk mengejar vaksinasi mencapai 70 persen herd immunity sebelum akhir tahun. Artinya kita harus memvaksinasi sekitar 2,5 juta orang per hari, ini adalah angka yang sangat besar,” ucapnya.
Sri Mulyani menuturkan ekonomi Indonesia maupun dunia saat ini mulai mengalami pemulihan meski masih belum merata karena ternyata banyak negara yang berjuang menghadapi lonjakan Covid-19 varian Delta.
Menurutnya, penanganan pandemi dalam negeri sudah baik karena pemerintah mampu mengelola tren peningkatan Covid-19 varian Delta dalam waktu yang sangat efektif dan relatif singkat. Terlebih lagi ekonomi Indonesia kuartal II 2021 mengalami pertumbuhan sangat mengesankan sebesar 7,07 persen yang didorong pemulihan dari sisi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor.
Meski telah menciptakan pertumbuhan yang jauh lebih seimbang, Sri Mulyani menegaskan pemerintah Indonesia akan tetap mengaplikasikan kebijakan yang terus mendukung pemulihan termasuk terkait vaksinasi.
“Inilah tantangan yang akan terus berlanjut di Indonesia dengan upaya baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” ucapnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan jumlah tersebut menunjukkan pandemi Covid-19 telah menimbulkan biaya yang sangat besar bagi semua negara di dunia. Hal ini untuk mengembalikan kondisi dan aktivitas masyarakat, sehingga ekonomi pulih.
“Dukungan dan stimulus fiskal global dan 2020 diperkirakan oleh semua negara di dunia mencapai 12 triliun dolar AS,” ujarnya saat webinar seperti dikutip Rabu (27/10).
Menurutnya nilai ini diperkirakan masih bertambah seiring Covid-19 yang masih mewabah di berbagai negara sampai tahun ini. Belum lagi, pemerintah-pemerintah di banyak negara masih terus memberikan stimulus fiskal dalam rangka memulihkan ekonomi.
“Jadi pandemi menimbulkan biaya yang sangat besar bagi semua negara di dunia,” ucapnya.
Di Indonesia, pemerintah menganggarkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 sebesar Rp 744,77 triliun. Saat ini, dana tersebut telah terpakai Rp 433,91 triliun atau 58,3 persen dari pagu per 22 Oktober 2021.
Dana ini, menurutnya, digunakan untuk menangani dampak pandemi sekaligus memulihkan ekonomi, salah satunya program vaksinasi. Pemerintah menargetkan bisa mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) dengan menyuntikkan vaksin ke 70 persen populasi Indonesia pada akhir tahun.
“Indonesia masih harus berjuang untuk mengejar vaksinasi mencapai 70 persen herd immunity sebelum akhir tahun. Artinya kita harus memvaksinasi sekitar 2,5 juta orang per hari, ini adalah angka yang sangat besar,” ucapnya.
Sri Mulyani menuturkan ekonomi Indonesia maupun dunia saat ini mulai mengalami pemulihan meski masih belum merata karena ternyata banyak negara yang berjuang menghadapi lonjakan Covid-19 varian Delta.
Menurutnya, penanganan pandemi dalam negeri sudah baik karena pemerintah mampu mengelola tren peningkatan Covid-19 varian Delta dalam waktu yang sangat efektif dan relatif singkat. Terlebih lagi ekonomi Indonesia kuartal II 2021 mengalami pertumbuhan sangat mengesankan sebesar 7,07 persen yang didorong pemulihan dari sisi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor.
Meski telah menciptakan pertumbuhan yang jauh lebih seimbang, Sri Mulyani menegaskan pemerintah Indonesia akan tetap mengaplikasikan kebijakan yang terus mendukung pemulihan termasuk terkait vaksinasi.
“Inilah tantangan yang akan terus berlanjut di Indonesia dengan upaya baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” ucapnya.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.