简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Harga emas sempat turun ke kerendahan selama 6 minggu di $1,721 karena naik tingginya yields AS, namun berhasil naik kembali ke $1,753 pada awal minggu. Mengakhiri minggu ini, harga emas bertahan di $1,757 dengan melemahnya dollar AS dan munculnya laporan NFP AS yang mengecewakan.
Harga emas sempat turun ke kerendahan selama 6 minggu di $1,721 karena naik tingginya yields AS, namun berhasil naik kembali ke $1,753 pada awal minggu. Mengakhiri minggu ini, harga emas bertahan di $1,757 dengan melemahnya dollar AS dan munculnya laporan NFP AS yang mengecewakan.
Dengan emas tidak berhasil mengalami rally meskipun muncul laporan employment AS bulan September yang mengecewakan, harga emas kelihatannya cenderung turun.
Laporan pekerjaan AS bulan September mengejutkan dengan penurunan ke 194.000 posisi dibandingkan dengan yang diperkirakan sebesar 500.000. Ini adalah kekeliruan perkiraan yang besar mempertimbangkan bahwa kepala Federal Reserve Jerome Powell memerlukan laporan yang sangat baik untuk memulai “tapering” secepatnya pada bulan November.
Angka pekerjaan yang keluar meleset jauh daripada yang diperkirakan. Namun berita buruk adalah kabar baik bagi emas. Itu karena pasar percaya bahwa the Fed tidak bisa bersikap agresif pada bulan depan dengan melakukan “tapering” atau menaikkan tingkat bunga.
Sebagai respon terhadap laporan employment yang baru saja keluar, emas melompat $20 ke ketinggian harian di $1,781. Namun, emas berakhir dengan kehilangan semua keuntungannya, kembali ke $1,757 karena yields treasury AS mulai naik.
Sebagaimana yang telah terjadi selama bulan-bulan yang lalu, harga emas sangat sensitif terhadap data ekonomi AS. Dua area yang merebut permintaan safe-haven dari emas adalah pasar obligasi dan krypto.
Dengan data ekonomi bertambah buruk, bisa terjadi pergerakan di dalam sentimen emas. Namun emas perlu menemukan permintaan dari para pembeli baru sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang selama ini berpindah ke dollar AS dan bitcoin.
Data ekonomi kelihatannya berada pada trending turun. Inflasi masih akan agak tinggi. Semua ini akan positip bagi emas. Terutama karena kelihatan inflasi juga diluar AS, kelihatannya kereta tidak akan berhenti bergerak walaupun Powell berkata bahwa kenaikan harga bersifat sementara.
Pertanyaan yang kritikal bagi emas adalah apakah kepala Fed Jerome Powell akan melanjutkan melakukan tapering pada bulan November. Beberapa minggu lalu, Powell menyatakan bahwa tes bagi “tapering” sudah semua digenapi. Namun apakah kasusnya masih sama?
Kelihatannya tidak mungkin “tapering” bisa dilakukan pada bulan Nopember, dengan angka pekerjaan AS yang muncul mengecewakan. Mereka juga tidak bisa menaikkan tingkat bunga segera seperti yang mereka inginkan apabila data ekonomi yang keluar buruk. Jika the Fed tidak dapat menepati batas waktunya dan terpaksa untuk melanjutkan mendukung pasar lebih lama daripada yang diperkirakan. Hal ini menunjukkan ekonomi tidak kuat dan akan menggerakkan permintaan safe-haven terhadap emas.
Resiko bagi emas disini adalah the Fed memilih mengikuti jadwal waktu “tapering” untuk alasan transparansi.
Emas bisa terus bergerak “sideways”. Bahkan pada saat data employment meleset banyak, yields masih tetap naik. Pasar treasury memberitahukan kita bahwa the Fed akan melekat kepada jadwal waktunya. The Fed kuatir mengenai transparansi. Jadi apabila mereka telah memberikan indikasi maka mereka cenderung akan melakukannya.
Emas kelihatannya akan gagal menciptakan momentum bullish kecuali bisa ditutup di atas ketinggian pada hari Jumat di $1,781 per ons. Jika pasar emas bisa ditutup di atas $1,781 atau lebih tinggi, emas akan cenderung menjadi bullish, sehingga bisa bergerak naik menuju $1,800.
Namun untuk sekarang, pasar emas telah menolak level tersebut dan diperdagangkan di sekitar $1,758 per ons. Sementara level $1,720 akan terus bertindak sebagai support.
Di AS, bahaya dari gagal bayar telah disingkirkan, sehingga Demokrat bisa melanjutkan agenda Gedung Putih. Sentris seperti Senator Joe Manchin dan Kirsten Sinema kemungkinan bisa menerima undang-undang belanja senilai $2.2 triliun.
Apakah akan bertambah para pembuat undang-undang dari kubu kiri yang setuju untuk turun dari usulan semula sebesar $3.5 triliun. Investor tetap optimis bahwa para politikus akan berkompromi. Berita yang positip dari Washington akan memperbaiki sentimen pasar dan membebani dollar AS yang safe-haven, sementara berita mengenai deadlock bisa membebani sentimen pasar.
Kekuatiran mengenai inflasi tetap menjadi pusat pemikiran pasar, dan angka Consumer Price Index (CPI) untuk bulan September akan tetap dimonitor dengan ketat. CPI inti secara mengejutkan turun ke 4% dari sebelumnya di bulan Agustus, menenangkan dollar AS. Namun hal itu tidak cukup untuk menghentikan Federal Reserve dari memberikan signal mengenai pengetatan yang akan datang. Bank sentral AS kelihatannya tetap pada jalurnya untuk mengumumkan tapering dari skema pembelian obligasinya senilai $120 miliar per bulan pada awal bulan November.
Penurunan inflasi ke bawah 4% akan memukul dollar AS sebentar namun tidak mungkin membuat the Fed keluar dari jalur rencananya untuk melakukan tapering atas skema pembelian obligasinya. CPI inti naik ke puncaknya 4.5%. Kembalinya ke level yang lebih tinggi bisa mengirim dollar AS naik lebih tinggi karena ekspektasi batas waktu pengetatan yang dipercepat.
Apakah harga-harga yang tinggi menakutkan konsumen AS? Angka penjualan ritel untuk bulan Agustus secara mengejutkan kuat, meniadakan sentimen pasar yang buruk. Namun para ekonom memperkirakan penurunan baik di bulan September baik untuk angka umum maupun angka penjualan inti. Benefits pengangguran dari federal era pandemik akan berakhir pada bulan ini dan akan bisa mendorong konsumsi turun. Tanda-tanda bahwa inflasi akan menghentikan shoppers akan mengkuatirkan investor sementara pertumbuhan yang kuat akan bisa positip.
The University of Michigans preliminary Consumer Sentiment Index untuk bulan Oktober, diperkirakan akan turun.
“Support” terdekat menunggu di $1,750 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,745 dan kemudian $1,721. “Resistance” terdekat menunggu di $1,771 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,788 dan kemudian $1,800.
Ricky Ferlianto/VBN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar naik pada hari Kamis karena investor mengatur ulang ekspektasi kebijakan moneter setelah Federal Reserve mengulangi melihat inflasi tinggi sebagai sementara, dan Bank of England membuat pasar lengah dengan mempertahankan suku bunga stabil, mengirim sterling tergelincir.
Perak memiliki fundamental berbasis industri yang solid, tetapi telah memainkan peran kedua setelah emas dalam beberapa tahun terakhir, yang berarti reli tanpa logam kuning jarang bertahan.
Setelah sempat naik ke arah $1,800 di $1,796, pada minggu lalu, harga emas gagal meneruskan kenaikan menembus $1,800, akibatnya berbalik turun kembali ke $1,783 per troy ons karena menguatnya yields treasury AS akibat munculnya data inflasi AS yang sesuai dengan yang diperkirakan dan yang diikuti dengan berbalik menguatnya dollar AS.
Dolar AS melemah pada Rabu (13/10) pagi di Asia tetapi tetap bertahan di dekat level tertinggi satu tahun seiring meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mengumumkan dimulainya pengurangan aset pada November 2021, diikuti oleh potensi kenaikan suku bunga pada pertengahan tahun 2022.