简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja, Haris Handy dan Yari Mayaseti menilai data perdagangan terbaru dalam perekonomian Indonesia.Pesan-Pesan Utama
Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja, Haris Handy dan Yari Mayaseti menilai data perdagangan terbaru dalam perekonomian Indonesia.
Pesan-Pesan Utama
“Surplus perdagangan Indonesia pada bulan Agustus melebar menjadi USD4,7 miliar versus USD2,6 miliar pada bulan sebelumnya, lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar USD 2,4 miliar, karena ekspor mencapai level tertinggi 10 tahun sebesar USD21,4 miliar didorong oleh peningkatan volume ekspor dan kenaikan harga komoditas (terutama untuk batu bara dan minyak sawit, barang ekspor utama Indonesia), sementara produsen-produsen berorientasi ekspor memanfaatkan pelonggaran pembatasan mobilitas. Ekspor naik 64,1% tahun/tahun di bulan Agustus (versus 29,3% pada bulan Juli), didorong oleh pengiriman keluar minyak sawit (HS-15), batu bara (HS-27); terutama ke Tiongkok, India, dan Jepang. Sementara itu, impor juga lebih tinggi dari yang diharapkan, membukukan 55,3% tahun/tahun di bulan Agustus versus 44,4% di bulan Juli, yang mencerminkan membaiknya permintaan domestik dari perlambatan pada bulan Juli yang disebabkan oleh tanggap darurat terhadap COVID-19 varian Delta.”
“Dari Januari hingga Agustus tahun ini, Indonesia mencatat surplus perdagangan senilai USD19,2 miliar yang secara signifikan lebih tinggi dari surplus USD11.1 miliar yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu. Jika harga-harga komoditas tetap tinggi, ekspor dapat mempertahankan ekspansinya yang solid sehingga menjaga surplus perdagangan pada tingkat yang tinggi. Hal ini tentu akan membantu mendorong defisit neraca transaksi berjalan (CAD) ke posisi yang lebih sempit tahun ini meskipun impor meningkat (karena permintaan domestik yang lebih tinggi) dan defisit pendapatan primer yang lebih tinggi; memberikan lebih banyak dukungan kepada ketahanan eksternal Indonesia.”
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil pada 22 November 2021. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah. Namun, Fitch melihat masih ada beberapa tantangan yang membayangi, yaitu ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal yang tinggi, penerimaan Pemerintah yang rendah, serta fitur-fitur struktural, seperti PDB per kapita dan indikator tata kelola, yang relatif tertinggal dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.
Perak (XAG/USD) telah menguji support utama di kisaran $21,87/17, yang telah bertahan. Karen Jones, Kepala Tim Riset Analisis Teknis FICC di Commerzba
NZD/USD mempertahankan proyeksi di 0,6800 setelah fase rebound berlangsung. Ekonom di Société Générale memperkirakan kiwi akan memperpanjang kenaikan
EUR/USD konsolidasi dalam waktu dekat di ma 200-minggu di 1,1575, dan ma 55-bulan di 1,1577. Namun, risiko penurunan tetap ada, dan Karen Jones, Kepal