简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Jika kasus harian Covid-19 mencapai 100 ribu per hari, ekonomi negara pasti akan berhenti. Oleh sebab itu, dia mengatakan sebaiknya kebijakan pemerintah fokus pada penanganan Covid-19 dari segi kesehatan untuk menahan penyebaran Covid-19 sambil mencoba menstabilkan keadaan.
Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia per 5 Juli 2021 mencapai angka 29.745 kasus. Hal ini menunjukkan kondisi pandemi di Indonesia sudah semakin darurat dan mengkhawatirkan.
Lead Financial and Economic Data Science Laboratory Fakultas Ekonomi dan Manajemen Insitut Pertanian Bogor (FEM IPB) Iman Sugema menyatakan pemerintah harus memilih salah satu di antara kesehatan dan ekonomi dalam upaya penanganan Covid-19.
Baca Juga: Ya Allah, Kasus Harian COVID Hampir Sentuh 30 Ribu, Sementara Kematian Cetak Rekor Tinggi
“Sekarang ini mau tidak mau kita harus pilih salah satu, otherwise, dua-duanya collapse. Kalau pilih keduanya, dua-duanya tidak akan terurus,” ujarnya dalam diskusi virtual FEM Station: PPKM Darurat dan Behavourial Economics, Senin (5/7/2021).
Menurutnya, pemulihan ekonomi bisa terjadi seiring dengan membaiknya aspek kesehatan.
“Kita mendapat puncak gelombang satu itu Januari, dan ekonomi mulai merangkak naik setelah itu. Itu natural terjadi,” tuturnya.
Ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) itu menjelaskan jika kasus harian Covid-19 mencapai 100 ribu per hari, ekonomi negara pasti akan berhenti. Oleh sebab itu, dia mengatakan sebaiknya kebijakan pemerintah fokus pada penanganan Covid-19 dari segi kesehatan untuk menahan penyebaran Covid-19 sambil mencoba menstabilkan keadaan.
“Sekarang kita menerapkan kebijakan yang sangat ketat, artinya selama dua minggu atau mungkin paling lama enam minggu kita lakukan PPKM darurat dan berkorban ekonomi, setelah itu kasus Covid akan slowing down, baru kita akan memikirkan cara mempercepat pemulihan ekonomi,” tambahnya.
Iman juga mengingatkan pemerintah harus berperan dalam pemulihan ekonomi rakyat, seperti menyediakan bansos, subsidi, dan lainnya. Dia juga meminta agar pemerintah tidak menaikkan pajak secara tiba-tiba.
“Jangan lupa jangan tiba-tiba naikin pajak. Gila aja sekarang pajak mau dinaikin. Orang belum sembuh, ekonomi belum recover, kemudian tiba-tiba ada mau naikin pajak. Itu saya kira penyakit tersendiri, wabah tersendiri,” lanjutnya.
Kemudian, dia juga mengimbau masyarakat agar menyadari partisipasi mereka atas kedisiplinan protokol kesehatan merupakan salah satu faktor terbesar yang akan menghentikan situasi genting ini.
“Korban ekonomi juga tidak terlalu tinggi kalau masyarakat taat. Tapi kalau masyarakat masih menganggap Covid tidak ada, nah ini akan menjadi masalah tersendiri,” kata Iman.
Iman menyarankan pengedukasian terhadap masyarakat mengenai upaya penanganan Covid-19 harus dilakukan sampai ke level Rukun Tetangga (RT). Karena menurutnya masyarakat Indonesia tidak seperti masyarakat negara maju yang mudah diatur.
Masyarakat harus terus diimbau untuk tetap berdiam diri di rumah karena Iman menilai cara tersebut merupakan cara yang paling efektif untuk mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Meyakinkan masyarakat untuk stay at home itu adalah cara terbaik untuk menghindari bencana. Satu, bencana kesehatan. Dua, bencana ekonomi,” tukasnya.
Warta Ekonomi
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dengan disahkannya Rancangan Undangan Undangan (RUU) Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) menjadi Undang Undang oleh DPR RI, Pemerintah kini resmi menambah satu fungsi Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada KTP untuk keperluan perpajakan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sebetulnya kebutuhan pembiayaan utang melalui penerbitan SBN menurun sebagai dampak dari penurunan nominal defisit APBN, optimalisasi penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL), dan penyesuaian utang jatuh tempo.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi domestik akan lebih rendah dari sebelumnya pasca penyebaran varian Delta Covid-19 di tanah air.
Dalam rangka perayaan ulang tahun UNICEF (United Nations Children's Fund) ke-50, Bank Indonesia menerbitkan uang logam khusus. Penerbitan uang logam khusus atau commemorative coin tersebut bertujuan untuk menghimpun dana kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia
IC Markets Global
Octa
Tickmill
TMGM
VT Markets
FOREX.com
IC Markets Global
Octa
Tickmill
TMGM
VT Markets
FOREX.com
IC Markets Global
Octa
Tickmill
TMGM
VT Markets
FOREX.com
IC Markets Global
Octa
Tickmill
TMGM
VT Markets
FOREX.com