Menurut Importir: Impor Perak India Bisa Turun Akibat Lonjakan Barang Bekas

Impor perak India kemungkinan turun lebih dari 40 persen dari tahun lalu ke level terendah dalam delapan tahun, dengan investor membukukan keuntungan dengan menjual saham setelah harga lokal menguat ke rekor tertinggi bulan ini, kata importir terkemuka.

Impor yang lebih rendah oleh konsumen perak terbesar dunia dapat membebani harga global yang telah meningkat lebih dari 50 persen sejauh ini pada tahun 2020.

“Investor, yang membeli perak pada level yang lebih tinggi, mendapat kesempatan untuk keluar setelah waktu yang lama. Untuk beberapa, bahkan setelah satu dekade,” kata Chirag Thakkar, CEO Amrapali Group Gujarat, importir perak terkemuka.

Penjualan mereka akan mengurangi kebutuhan impor untuk 2020 menjadi 3.000 ton, terendah sejak 2012, katanya.

India mengimpor 5.598 ton perak pada 2019, menurut data yang dikumpulkan oleh Refinitiv GFMS. Negara ini memenuhi sebagian besar kebutuhan peraknya melalui impor.

Investor skeptis apakah perak akan menahan kenaikan baru-baru ini, kata Prithviraj Kothari, direktur pelaksana RiddiSiddhi Bullions.

“Ada serbuan dari penjual tapi sangat sedikit pembeli yang ada. Penjual terpaksa menerima diskon yang lumayan,” ujarnya.

Perak lokal berjangka diperdagangkan sekitar 66.800 rupee per kg pada Kamis sore setelah mencapai rekor tertinggi 77.949 rupee awal bulan ini.

Tetapi di pasar spot perak ditawarkan dengan diskon lebih dari Rs 5.000 per kg karena permintaan yang lemah, kata Thakkar.

Impor perak India dalam tujuh bulan pertama tahun ini hampir setengahnya dari tahun lalu menjadi 1.900 ton dan kemungkinan tidak akan naik lagi kecuali harga terkoreksi tajam, kata seorang dealer yang berbasis di Mumbai dengan bank pengimpor emas batangan.

Permintaan dari perhiasan dan industri dapat diabaikan karena jutaan orang telah kehilangan atau harus menerima pemotongan gaji, kata dealer tersebut, menambahkan: “Sentimen sangat lemah di pasar ritel.”