简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:OVO telah menjadi lebih dari sekadar platform pembayaran, tetapi ekosistem digital terintegrasi terbesar di Indonesia saat memasuki tahun ketiga pada bulan September, menurut presiden direktur OVO Karaniya Dharmasaputra.
OVO telah menjadi lebih dari sekadar platform pembayaran, tetapi ekosistem digital terintegrasi terbesar di Indonesia saat memasuki tahun ketiga pada bulan September, menurut presiden direktur OVO Karaniya Dharmasaputra.
Startup yang didukung Lippo pertama kali bergabung dengan booming e-money pada 2017. OVO kemudian diperluas ke layanan keuangan lainnya, termasuk pinjaman peer-to-peer (P2P), investasi, asuransi, penilaian kredit, dan multifinance.
“Dalam tiga tahun, kami telah tumbuh menjadi ekosistem layanan fintech terbesar di Indonesia,” kata Karaniya kepada tim editorial Beritasatu Media Holdings dalam diskusi online baru-baru ini.
Aplikasi ini sekarang menawarkan pinjaman P2P dengan Taralite yang baru-baru ini mendapatkan lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berkat kemitraan Bareksa, pengguna OVO dapat berinvestasi dalam reksa dana, sekuritas pemerintah dan emas. Obligasi dan saham perusahaan akan bergabung dalam daftar di masa depan yang dekat.
Mereka juga telah bekerja sama dengan perusahaan asuransi Prudential untuk mempromosikan inklusi asuransi. Mereka yang tertarik dapat mengisi formulir yang tersedia. Seorang agen Prudential kemudian akan menghubungi mereka untuk rincian lebih lanjut dan pekerjaan kertas.
Kepala humas OVO Sinta Setyaningsih mengatakan bahwa platform digital juga telah membantu pemerintah meningkatkan inklusi keuangan.
“Hampir 30 persen pengguna OVO tidak memiliki rekening bank. Mereka biasanya menambah kredit OVO mereka melalui driver Grab, bukan transaksi bank. Orang-orang ini tidak memiliki rekening bank, tetapi mereka merasa nyaman menggunakan OVO,” kata Sinta.
Selain itu, OVO bertujuan untuk membantu usaha mikro, kecil dan menengah tidak hanya menciptakan bisnis yang berkelanjutan, tetapi juga tumbuh dan beradaptasi di tengah pandemi tersebut. Sampai sekarang, 550.000 dari 600.000 pedagang OVO adalah UMKM. Lebih banyak inisiatif untuk membantu UMKM juga akan diluncurkan.
Kartu Pra-Kerja
Menurut Karaniya, OVO secara aktif membantu pemerintah dalam menyiapkan kartu pra-kerja, sebuah program tunjangan pengangguran untuk pekerja yang di-PHK selama pandemi.
Program ini tidak hanya menawarkan pelatihan online untuk pencari kerja, tetapi juga merupakan platform untuk distribusi bantuan sosial. Penerima akan menerima insentif hingga Rp 3,55 juta ($ 242,62) pada akun OVO mereka.
Pemerintah memilih OVO sebagai mitra mereka karena semua data pengguna disinkronkan ke kantor pendaftaran.Setelah pengguna membuat akun OVO dan mengunggah ID dan foto mereka, data mereka akan secara otomatis disinkronkan ke database kantor pendaftaran dan dengan demikian membuat proses distribusi lebih mudah .
Dana bantuan sosial selalu memiliki masalah dengan perantara. Dengan platform digital, orang dapat dengan mudah mendaftar. Begitu mereka telah memenuhi persyaratan dan dipertimbangkan, pemerintah dapat segera menambah akun OVO mereka.
Ini juga pertama kalinya dalam sejarah Indonesia bahwa pemerintah menggunakan platform digital untuk distribusi bantuan sosial, kata Karaniya.
Kartu pra-kerja secara resmi diluncurkan April lalu. Sayangnya, program ini menerima reaksi keras atas pemilihan kursus, pelatih, dan banyak lagi.
Meskipun kritik, program mencatat lebih dari 10 juta pendaftaran, kata Karaniya.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.